Melalui AIHSP, Pekalongan jadi Pilot Project Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru

oleh
oleh
Dok Kominfo Pekalongan

PEKALONGAN, POJOKBACA.ID – Kota Pekalongan menjadi pusat perhatian dalam Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) melalui proyek pilot Pengendalian Penyakit Berbasis pada Zoonosis. Pemerintah Kota Pekalongan, melalui Dinas Kesehatan, telah membentuk tim khusus yang terdiri dari berbagai sektor untuk mengatasi penyakit zoonosis dan penyakit infeksius baru. Rapat koordinasi untuk menyusun tim ini dilaksanakan di Hotel Nirwana Kota Pekalongan pada Kamis (25/5/2023).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, menjelaskan bahwa tim ini dibentuk sebagai panduan untuk merencanakan, menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian zoonosis secara lintas sektoral. Dalam pelaksanaannya, Peraturan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Permenko-PMK) Nomor 7 Tahun 2022 bekerja sama dengan standar teknis pelayanan dasar pada sub urusan bencana daerah di Kota Pekalongan. Ancaman penyakit zoonosis, sebagai salah satu bentuk bencana non alam, telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 101 Tahun 2018.

Budi mengungkapkan bahwa AIHSP dan Pemerintah Kota Pekalongan telah berkolaborasi untuk membahas tim koordinasi pengendalian zoonosis dan penyakit infeksius baru. Pertemuan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, terutama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Pekalongan. Budi menyambut baik program AIHSP di Kota Pekalongan dan menyatakan kesiapannya untuk mendukung dan berkoordinasi dalam menyusun program-program kesehatan masyarakat yang akan datang.

Ini merupakan kesempatan berharga bagi Kota Pekalongan karena mendapatkan pendampingan langsung dalam menyusun program kesehatan masyarakat serta mendukung Pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2019 dan Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan (NAPHS) Tahun 2022-2024.

Dr. Indah Kurniawati, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, menambahkan bahwa meskipun kasus zoonosis di Kota Pekalongan tidak banyak, tetap perlu diwaspadai. Kota Batik ini masih berpotensi terkena banjir yang dapat menyebabkan munculnya penyakit zoonosis seperti leptospirosis, filariasis, flu burung, demam berdarah, dan rabies. Dr. Indah menekankan pentingnya penanganan yang tepat saat seseorang digigit oleh anjing atau terpapar penyakit zoonosis lainnya.

Dr. Indah berharap bahwa dalam waktu sebulan, Surat Keputusan (SK) dari Wali Kota mengenai penanganan zoonosis dan penyakit infeksius baru dapat terwujud. Dengan demikian, jika terdapat kasus, penanganannya dapat dilakukan secara bersama-sama oleh berbagai sektor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *