Gesanews – Warga Bukittinggi, Sumatera Barat, dihebohkan oleh penampakan fenomena alam yang mengagumkan. Awan berbentuk tulisan lafaz Allah tiba-tiba muncul di sekitar Gunung Marapi, yang terletak di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Kejadian ini pun menjadi viral di media sosial setelah terekam dalam sebuah video.
Dalam video berdurasi 39 detik tersebut, terlihat jelas awan membentuk tulisan lafaz Allah. Peristiwa ini terjadi di pagi hari ketika matahari sedang bersiap untuk terbit di kawasan Gunung Marapi. Langit di sekitar gunung masih cerah, dan gumpalan awan putih membentuk tulisan lafaz Allah dengan begitu indah.
Penampakan ini memikat perhatian banyak warga yang menyaksikannya. Mereka berbagi kekaguman melalui kolom komentar pada unggahan video tersebut. Ada yang berkomentar dengan “MasyaAllah” dan “Subhanallah,” sementara beberapa mengingatkan bahwa mereka pernah mengalami fenomena serupa saat terjadi gempa di Padang.
Bagi warga, fenomena awan berbentuk lafaz Allah ini dianggap sebagai bukti kebesaran dan keindahan alam yang diciptakan oleh Allah SWT. Meskipun mungkin dapat dijelaskan secara ilmiah mengenai pembentukan awan, tak bisa dipungkiri bahwa penampakan ini memancarkan keajaiban dan keagungan penciptaan-Nya.
Fenomena awan berbentuk lafaz Allah selalu menarik perhatian banyak orang. Awan-awan yang membentuk tulisan atau gambaran yang mirip dengan lafaz Allah sering kali menjadi viral di media sosial dan menimbulkan rasa kagum dan keajaiban bagi banyak orang. Namun, apakah sebenarnya penjelasan ilmiah dari fenomena ini?
Menurut peneliti dari Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Erma Yulihastin, fenomena awan berbentuk lafaz Allah dapat dijelaskan secara ilmiah. Dia menjelaskan bahwa awan terbentuk sebagai hasil dari kondisi atmosfer yang kompleks, di mana partikel-partikel air terangkat ke udara dan membentuk gumpalan awan.
Namun, Erma juga menegaskan bahwa bentuk awan yang mirip dengan lafaz Allah hanyalah kebetulan semata. Proses terbentuknya awan tidak dapat dikendalikan oleh manusia, dan tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan kejadian tersebut dengan tanda-tanda khusus dari Tuhan.