Ceberus: Julukan untuk Gelombang Panas Ekstrem Yang Menerjang Eropa

oleh
oleh

Gesanews – Hawa panas adalah fenomena yang umum di Bumi karena planet ini mengorbit matahari sebagai sumber utama panas. Namun, terkadang intensitas panas matahari terlalu tinggi, yang bisa membuat kulit terasa terbakar. Di Indonesia, kita juga mengalami panas matahari yang cukup terik.

Pada musim panas, kita di negara tropis biasanya menghadapi cuaca panas di siang hari. Sementara pada musim penghujan, kita dihadapkan pada hujan deras, angin kencang, dan petir. Hal ini berbeda dengan negara-negara di sekitar lingkar kutub seperti Jepang, Korea, Kanada, dan negara-negara Eropa yang mengalami empat musim.

Secara umum, Eropa memiliki cuaca yang lebih stabil. Tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin seperti di negara-negara tropis. Meskipun suhu di Eropa tidak sepanas negara tropis, di musim dingin suhunya bisa lebih dingin. Terutama di negara-negara seperti Inggris, Norwegia, dan Finlandia.

Namun, baru-baru ini Eropa mengalami gelombang panas yang cukup ekstrem dan menyengat. Gelombang panas ini diperkirakan akan terjadi lebih sering di masa depan dan memberikan kondisi ekstrem bagi benua biru tersebut.

Rekor suhu tertinggi di Eropa tercatat sebesar 48,8 derajat Celsius di pulau Sisilia, Italia. Bahkan pada Selasa, tanggal 11 Juli kemarin, beberapa orang kehilangan kesadaran dan meninggal akibat cuaca yang terlalu panas.

Nicola Fratoianni, seorang politikus Italia, menyebut Italia sedang dilanda cuaca panas yang tak tertahankan. Bukan hanya Italia, negara-negara lain seperti Prancis, Spanyol, Portugal, Yunani, Kroasia, dan Turki juga mengalami situasi serupa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *