Gesanews – Generasi Z (Gen Z) seringkali diidentikkan dengan tingkat depresi yang tinggi. Menurut penelitian University College London, tingkat depresi pada Gen Z dua pertiga lebih tinggi daripada generasi sebelumnya, yaitu millenial. Hal ini juga didukung oleh hasil riset Pew Research Center yang menunjukkan bahwa sekitar 70 persen remaja Gen Z mengalami kecemasan dan depresi.
Salah satu alasan mengapa Gen Z lebih rentan terhadap depresi adalah karena mereka sering membandingkan diri dengan orang lain, terutama melalui media sosial. Psikolog Klinis Tara de Thouars menjelaskan bahwa seringkali Gen Z terjerat dalam perangkap perbandingan ini, yang dapat memicu stres dan tekanan mental. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk berkonsultasi dengan profesional agar bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.
Gen Z juga dikenal sebagai generasi yang paling aktif di media sosial. Mereka lahir pada era transisi perkembangan teknologi, di mana media sosial mulai populer pada awal 2000-an. Paparan terhadap konten media sosial yang berpotensi berbahaya, termasuk yang mengandung unsur seksualitas, dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.
Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara tahun 1997 hingga tahun 2012, diketahui menghadapi tekanan dan stres yang lebih tinggi daripada generasi sebelumnya. Menurut laporan dari American Psychological Association, sekitar 91% dari generasi Z mengalami tingkat stres yang tinggi terkait dengan tuntutan akademik, tekanan sosial, dan kekhawatiran tentang masa depan.
Salah satu faktor yang membuat Generasi Z rentan terhadap depresi adalah pengalaman bullying dan kejahatan di sekolah. Berita negatif yang terus-menerus muncul di media sosial juga dapat memicu rasa takut ketinggalan dan kecemasan akan penilaian sosial. Mereka juga sering merasa malu ketika gagal memenuhi standar sukses yang terpampang di media sosial.
Selain itu, tekanan akademik dan ketidakpastian mengenai masa depan juga memberikan dampak yang signifikan pada kesehatan mental Generasi Z. Mereka merasa perlu untuk selalu bersaing, baik di sekolah maupun di tempat kerja, yang berpotensi meningkatkan tingkat kecemasan dan stres yang mereka alami.