Gesanews, Padang Pariaman – Gerindra dalam menghadapi kontestasi Pilkada Padang Pariaman2024 sangat menarik dicermati.
Mengusung sosok gagal dengan gimik koalisi berisi partai yang tidak punya hak usung calon, apakah bisa meningkatkan daya tawar? Hati-Hati Makin Nyungsep!
Pertemuan DPC Partai Gerindra Padang Pariaman dengan PBB, Partai Umat, PSI dan Partai Buruh pada Kamis 20 Juni
Gerbong Kosong ‘Poros Gerindra’ dan Kadernya Tak Menarik Minat Politik di Pilkada Padang Pariaman 2024
Gerindra dalam menghadapi kontestasi Pilkada Padang Pariaman 2024 sangat menarik dicermati.
Mengusung sosok gagal dengan gimik koalisi berisi partai yang tidak punya hak usung calon, apakah bisa meningkatkan daya tawar? Hati-Hati Makin Nyungsep!
Pertemuan DPC Partai Gerindra Padang Pariaman dengan PBB, Partai Umat, PSI dan Partai Buruh pada Kamis 20 Juni 2024, jadi sangat menarik dicermati.
Poin yang bisa dicatat dari pertemuan politik itu adalah:
1. Belum adanya koalisi jelas untuk Pilkada Padang Pariaman 2024 melandasi pertemuan itu.
Partai-partai pengisi kursi DPRD, tampaknya harus menggarisbawahi kegelisahan ini.
2. Dari semua partai partai yang terlibat di pertemuan, hanya Gerindra yang punya hak usung dengan bekal 5 kursi DPRD, sehingga Gerindra butuh minimal 3 kursi tambahan, tapi semua parpol yang hadir itu tak punya kursi. Jadi, apa gunanya?
3. Partai non parlemen ini memberikan mandat kepada Ketua DPC Partai Gerindra, HN, untuk membangun koalisi poros ketiga bersama partai parlemen. Tapi partai non parlemen ini ingin tegak sama tinggi dan duduk sama rendah dengan partai lain yang punya kursi.
4. HN harus jadi Calon Wakil Bupati. Pertanyaannya kenapa memaksakan sosok gagal untuk jadi calon?
Perolehan suara Gerindra di Padang Pariaman untuk DPRD 2024-2029 turun di era HN. HN sendiri gagal masuk DPRD.
5. Disebutkan bahwa HN adalah calon wakil yang dibebaskan merapat ke Suhatri Bur atau JKA.
Pertanyannya, kenapa Aciak atau JKA itu harus memilih HN yang jelas-jelas sudah gagal meraih suara untuk Gerindra dan HN sendiri?