Gesanews, kabupaten Pekalongan – Cikal bakal berkembangnya kekristenan Jawa di Pekalongan dan sekitarnya adalah ajaran Kristen Jawa dari Gereja Kerasulan yang dibawa oleh Kyai Sadrach.
Kyai Sadrach adalah seorang pribumi yang berasal dari Desa Karangjasa di pesisir utara Jawa. Nama Kyai Sadrach adalah nama baptis dan penghormatan yang diberikan oleh Frederik Loedewijk Anthing, seorang Belanda yang merupakan penginjil pertama di Jawa, terutama di Jawa Barat.
“Menurut catatan sejarah, penginjil pertama yang membawa ajaran Kristen Jawa ke Pekalongan adalah pengikut awal atau keturunan langsung dari murid Kyai Sadrach yang menyingkir ke Petungkriyono pada tahun 1875 dan mendirikan Gereja Kasimpa,” ungkap Wahidi, Pendeta Gereja Kristen Jawa (GKJ) Kasimpar, Selasa (5/9/2023).
Awalnya, GKJ Kasimpar merupakan bagian dari Gereja Kerasulan yang berpusat di Jawa Barat. Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan, Gereja Kerasulan di Kasimpar berubah menjadi GKJ setelah kedatangan Zending Belanda dari Zending Salatiga.
“Bergabungnya Zending Salatiga dengan Gereja Kerasulan di Kasimpar 1965, menjadi cikal bakal GKJ yang ada di Pekalongan dan secara otomatis membuat GKJ Kasimpar otonom atau tidak menginduk ke gereja lain,” bebernya.
Baru pada tahun 1993, GKJ Kasimpar memiliki Pendeta definitif sendiri, yaitu Pendeta Wahidi, yang menjadi Pendeta GKJ Kasimpar pertama.