MEDAN, GESANEWS.ID – Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Mulfachri Harahap, menekankan bahwa bangsa Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah potensi konflik horizontal yang mungkin muncul dalam kontestasi politik.
Pernyataan tersebut diungkapkannya saat melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dan melakukan konsolidasi bersama para kader Partai Amanat Nasional dan konstituen di Rumah Aspirasi JL. Iskandar Muda, Kota Medan, pada Sabtu (20/5/2023).
“Mendekati Pemilu Serentak dan Pilkada Serentak tahun 2024, kita harus menghindari stereotip yang terjadi di mana kontestasi politik menjadi penyebab terjadinya konflik horizontal,” kata Mulfachri kepada sekitar 150 peserta yang hadir.
Menurutnya, kontestasi politik tidak boleh menyebabkan polarisasi masyarakat menjadi dua kubu yang berseberangan, baik sebelum, selama, maupun setelah pemilu.
Mengacu pada pengalaman pemilu sebelumnya, Mulfachri mengingatkan tentang kerusuhan massa yang terjadi pasca-penetapan hasil penghitungan suara nasional dalam Pilpres 2019, yang menyebabkan sembilan orang tewas.
Mulfachri juga mencatat bahwa saat ini Indonesia menghadapi tantangan lemahnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai ideologi negara, terutama di kalangan generasi muda.
Survei yang dilakukan oleh Setara Institute dan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) pada 17 Mei 2023 menunjukkan bahwa 83,3 persen pelajar SMA berpendapat bahwa Pancasila adalah ideologi yang tidak permanen atau dapat diganti.
Sementara itu, hasil survei Pusat Studi Kebangsaan Indonesia dan Litbang KOMPAS pada Januari 2023 mengungkapkan bahwa 86,1 persen mahasiswa tidak setuju jika Pancasila diganti.