Gesanews, Pariaman – Nama Hendrawarman bisa menjadi pilihan bagi partai politik untuk di usung menjadi Wakil Bupati Kabupaten Padang Pariaman. Pasalnya, dari belasan nama calon wakil bupati, Hendrawarman merupakan sosok yang memiliki kelas politik tingkat nasional berdasarkan jejak digital yang ada.
Putra asli VII Koto (lama) bernama Hendrawarman bisa jadi pilihan. Tak hanya populer, Hendrawarman juga punya kelas politik tingkat nasional berdasarkan rekam jejak digital yang ada, Hendrawarman memiliki peran tertentu dalam terbentuknya koalisi Prabowo Gibran di tingkat nasional dengan Gerindra sebagai magnet koalisi saat itu.
Usianya juga sangat pas untuk menjadi pendamping yang gesit bagi Suhatri Bur di koalisi ini.
Seperti diketahui Partai Gerindra Padang Pariaman sebagai partai suara terbanyak ke-2 saat ini, punya peluang mulus terus sampai Pemilu 2029, diantara kuncinya adalah koalisi yang tepat dalam Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Padang Pariaman November 2024 nanti.
Sebagai partai dengan suara terbanyak ke-2 di Padang Pariaman, Gerindra leluasa untuk menentukan koalisi dalam Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Padang Pariaman November nanti.
bagi Partai yang dipimpin oleh Prabowo Subianto ini koalisi dalam pilkada 2024 di Padang Pariaman setidaknya harus memenuhi unsur yakni:
- Mendukung Pemerintahan Pusat
Kenapa? Karena Prabowo Subianto, sebagai Ketum Gerindra adalah Presiden.
Poin ini juga otomatis melahirkan dukungan dari pemerintah pusat pada pemerintah Padang Pariaman.
- Mendukung peningkatan suara Gerindra di Padang Pariaman dalam Pileg berikutnya.
Untuk memenuhi hajat pertama, yang harus dilakukan Gerindra Padang Pariaman adalah merangkul Partai Koalisi Prabowo-Gibran yang ada di DPRD Kabupaten Padang Pariaman.
Ada PAN, Demokrat, Golkar yang bisa ditarik masuk ke koalisi Gerindra.
Dari 3 partai itu, Demokrat seharusnya jadi partai pertama yang dipastikan berkoalisi dengan Gerindra.
Kenapa? Karena Demokrat tak punya kader yang sangat populer untuk diusung. Suara demokrat juga cuma 4, jadi Demokrat harus legowo tak mengusung kader.
Lagi pula, di tengah kondisi Demokrat pasca guncangan kubu Moeldoko dan image kepemimpinan AHY yang belum begitu membangkitkan nama Demokrat, langkah paling rasional bagi Demokrat adalah merapat ke koalisi yang sangat potensial menang.
Seperti yang dilakukan Demokrat dalam Pilpres dengan menjadi bagian dari koalisi Prabowo-Gibran.
Dengan menggandeng Demokrat di Pilkada Padang Pariaman 2024, Gerindra tak hanya melanjutkan soliditas Pilpres tapi juga tak perlu berebut calon yang diusung.
Partai kedua yang harus digandeng Gerindra adalah PAN. PAN adalah partai suara terbanyak di Padang Pariaman; PAN menduduki kursi Ketua DPRD Padang Pariaman mendatang, dan PAN adalah partai sang Bupati saat ini, Suhatri Bur.
Suhatri Bur dan PAN sendiri adalah top mind publik Padang Pariaman saat ini. Berkoalisi dengan PAN akan menjadikan koalisi Gerindra di Pilbup Padang Pariaman jadi sangat kuat.
Gerindra hanya perlu legowo untuk memberikan kursi Calon Bupati Padang Pariaman kepada Suhatri Bur. Lagi pula, kader Gerindra tak ada yang bisa mengalahkan popularitas Suhatri.
Dengan menggandeng Demokrat dan PAN, Gerindra sudah memiliki 3 kekuatan pusat. Artinya, bisa saling mendukung dengan pemerintah pusat dalam pembangunan nasional dan Padang Pariaman itu sendiri.
Selanjutnya yang harus digandeng masuk ke koalisi Gerindra dalam Pilkada Padang Pariaman 2024 adalah partai yang bukan pendukung Prabowo, agar pertentangan terhadap kebijakan pemerintahan pusat dan kebijakan Pemkab Padang Pariaman bisa diminimalisir.
Sebagai partai ke-3 yang harus digandeng ada PDI Perjuangan. Kenapa PDI Perjuangan, karena PDI Perjuangan adalah partai sang wakil bupati saat ini. Jadi, PDI Perjuangan seharusnya punya hasrat untuk melanjutkan duduk di kantor kabupaten.
Menggandeng PDI Perjuangan juga menguntungkan Gerindra karena PDI Perjuangan sangat tidak mungkin mengusung kadernya. Kenapa?
Karena kursi PDI Perjuangan saat ini cuma 1. Kader pun tak ada yang populer.
Sementara mengusung kembali wakil bupati saat ini sangat berpotensi ditolak pemilih. Padang Pariaman butuh penyegaran, PDI Perjuangan sebagai partai tua juga sangat matang untuk menimbang stabilitas politik internal koalisi.
Setelah PDI Perjuangan digandeng, Gerindra tinggal menyambut PPP.
PPP punya rekam jejak bersama PDI Perjuangan jika harus berkoalisi. Ini seperti menjadi kultur lawas yang masih lestari.
Berkolisi dengan PPP, Gerindra juga tak perlu khawatir soal calon. Bermodal 4 kursi, kader tak ada yang amat populer, kondisinya di nasional juga masih ‘ngalap berkah’, Kabah akan bersikap aman dalam koalisi, seperti Demokrat.
Jika koalisi terbentuk, Gerindra-Demokrat-PAN-PDIP-PPP, maka partai ini sudah punya bekal: