Gesanews Sidoarjo – Dalam silaturahmi di Pondok Pesantren Alkhoziny Sidoarjo, Jawa Timur, pada Sabtu (25/11/2023), Zannuba Ariffah Chafsoh, yang akrab disapa Yenny Wahid, memberikan pemahaman politik kepada para santri.
Yenny Wahid, putri dari Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dihadapkan pada pertanyaan seorang santri mengenai keterlibatan santri dalam politik praktis serta peran ulama dan umaro (pemimpin) dalam konteks politik.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut, Direktur Wahid Foundation menyampaikan bahwa seorang santri dapat terlibat dalam politik praktis asalkan sudah mencapai usia yang memenuhi ketentuan konstitusi.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut, Direktur Wahid Foundation menyampaikan bahwa seorang santri dapat terlibat dalam politik praktis asalkan sudah mencapai usia yang memenuhi ketentuan konstitusi.
“Bahwa setiap individu memiliki hak dalam sistem demokrasi yang dianut oleh negara. Dalam konteks demokrasi, setiap orang yang sudah memenuhi usia yang ditetapkan oleh undang-undang memiliki hak untuk memilih pemimpin,” ujar Yenny
Pemimpin tersebut, menurut Yenny Wahid, bertanggung jawab untuk membuat kebijakan demi kepentingan bangsa dan negara.
Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini menjelaskan peran masing-masing ulama dan umaro.
“Umaro memiliki tugas terkait kebijakan publik, sementara ulama memiliki kewajiban untuk mengingatkan umaro agar kebijakan publik yang dibuat benar-benar mengacu pada kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Yenny Wahid mengutip dalil yang menegaskan bahwa kebijakan seorang pemimpin harus selalu terkait dengan kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya.